Wednesday, December 15, 2010

Wajah Tampan, Macho, Kacak, Hensem ?? Sia-Sia!!



Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika tanpa keimanan...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika kelak dilaknat Tuhan...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika tiap-tiap hari tanpa sebarang amal ibadat...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika tak ada Al Qur’an yang lekat dalam ingatan...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika tidak memburu keredhaanNYA...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika hanya melakukan perkara yang sia-sia...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika hatinya dikotori sifat bangga dan riak...
Wajah Tampan? Sia-Sia!!! Jika tak punya maruah dan kehormatan...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika matanya masih menjelajah pada susuk tubuh wanita ajnabi dan tak juga mampu tundukkan pandangan...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika tak berdaya mengendalikan hawa nafsunya...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika hanya untuk syok sendiri dan memikat wanita...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika enggan mematuhi yang Hak dan malah bangga dengan dosa-dosa...
Wajah Tampan? Sia-Sia!! Jika akhirnya nanti mendapat seksa di neraka jahanam!!...

Ketampananmu tidak bermakna kerana tak menjamin kamu akan diredhai...
Ketampananmu tak berguna,kerana seseorang masuk syurga bukan kerana tampannya rupa...
Ketampananmu pasti akan mereput dan hilang seiring waktu yang berjalan. Sedang apa-apa yang engkau lakukan akan abadi dan pasti dimintai pertanggungjawaban oleh Ilahi...
Ketampananmu tak akan boleh menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan Yang Maha Kuasa...
Ketampananmu tidak akan pernah boleh menjadi pemberat amal-amal kebaikan di mizan. Tak juga boleh meringankan azab yang ditimpakan di hari kemudian..
Ketampananmu hanya pemberian sementara… hanya pajangan yang tidak akan memberi pengaruh di dalam alam keabadian....

Cuba lihatlah Bilal bin Rabbah dengan kulitnya yang hitam, lihat pula Amr bin Jamuh dengan kakinya yang pincang, lihatlah juga Abdullah bin Ummi Maktum dengan buta penglihatannya. Mereka mulia di sisi Robb mereka, Rasulullah mengakui keutamaan mereka. Bukan kerana tampannya rupa, bukan pula kerana sempurna anggota badannya. Namun semuanya kerana kesetiaan pada ikrar syahadat yang diucap, kepatuhan pada aturan syariat, melaksanakan kewajiban tanpa keengganan, dan ketaqwaan yang menghunjam sanubari tanpa lekang...

Tidakkah kau belajar pada Yusuf ‘alaihissalam ketika dia digoda untuk berzina ia menolak seraya berkata, “Aku berlindung kepada Allah…” Dan ketika wajah tampannya menarik kaum wanita dia sampai berdoa, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada memenuhi ajakan mereka kepadaku…”

Tidakkah kau mengambil sesuatu dari Mush’ab bin Umeir? Pemuda tampan pujaan gadis Makkah di masa jahiliyah? Ia tanggalkan segala kemewahan dan memilih Islam, hingga ketika dia di Uhud  dianugerahi kesyahidan Rasulullah berkata tentangnya, “Ketika di Mekkah dulu tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai hanya dibalut sehelai burdah.” Ya, Mush’ab pemuda tampan itu, duta pertama Rasulullah itu hanya berkafan selembar kain burdah yang jika ditutupkan kepalanya maka terbukalah kakinya, dan saat ditutupkan ke kakinya terbukalah kepalanya. Namun dia telah mendapat kemuliaan yang tiada tandingnya.

Tidakkah kau perhatikan perkataan Umar bin Abdul Aziz saat seorang sahabat lamanya -Muhammad bin Ka’ab Al qardhi- menyatakan keheranannya atas penampilan Umar yang berubah setelah menjadi khalifah. Padahal saat Umar menjadi gubernur Madinah tubuhnya indah dan subur, dan setelah menjadi amirul mukminin Umar menjadi kurus, sederhana dan bersahaja. Umar berkata menjawab keheranan Ka’ab, “Bagaimana kalau kau lihat aku di kuburku tiga hari setelah kematianku, saat kedua mataku tanggal pada pipiku, dari hidung dan mulutku mengalir cacing dan nanah. Tentu saat itu engkau akan sangat ingkari aku lebih dari pengingkaran dan keherananmu saat ini.”


Wahai pemuda yang bangga dengan ketampanannya…
Wahai pemuda yang sibuk dengan penampilan zahirnya…
Wahai pemuda yang terlena dengan pandangan dan pujian manusia…

Jangan lagi tertipu akan kefanaan dan kenikmatan tanpa keabadian. Bersegeralah menuju penghambaan yang akan memberi keuntungan. Apa yang akan kau banggakan saat kematian telah menjelang, apa yang akan kau persembahkan di hadapan Rabb semesta Alam? Apakah kau tak sadari setiap saat kematian boleh mendatangi? Apakah kau tak ingin terpuji di hadapan pencipta langit dan bumi?


Dan cukuplah nasihat Fudhoil bin Iyadh sebagai renungan, “Wahai si wajah tampan, adalah orang yang akan ditanyakan oleh Allah tentang penciptaan (ketampanan) ini. Bila anda mampu menjaga wajah yang tampan ini dari api neraka, maka lakukanlah…”


P/s : Nauzubillahi min zalik..... “Wahai si wajah tampan, adalah orang yang akan ditanyakan oleh Allah tentang penciptaan (ketampanan) ini. Bila anda mampu menjaga wajah yang tampan ini dari api neraka, maka lakukanlah…”......

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...